Scientific Approach on Command Promt CMD

Scientific Approach

Setiap aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan pembelajaran yang berbeda-beda, demikian pula pada kurikulum sekarang ini (2013). Scientific Approach adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah dalam kegiatan belajar mengajar dalam kurikulum 2013. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk dapat membuat siswa berpikir ilmiah,logis,kritis dan juga objektif sesuai dengan fakta yang ada. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti pada proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ilmiah. Berdasarkan pada data sosialisasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, antara lain :
Ø  Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas perkiraan,khayalan,legenda atau dongeng.
Ø  Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
Ø  Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,analistis,dan tepat dalam mengidentifikasi,memahami,memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
Ø  Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,kesamaan dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
Ø  Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,menerapkan,dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
Ø  Berbasis pada konsep,teori,dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ø  Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Langkah pembelajaran pada scientific approach menyentuh tiga ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan pembelajaran. Adapun ketiga ranah yang menyentuh proses pembelajaran, yaitu : sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor). Dari hasil belajar demikin diharapkan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
Adapun langkah-langkah pembelajaran pada pendekatan Scientific Approach pada kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Dimana mengamit 5 langkah kegiatan utama pembelajaran inti (mengamati,menanya,menalar,mencoba dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. 
1.      Mengamati (observing)
Pada kegiatan pertama pada scientific approach adalah mengamati. Mengamati dimaksudkan setiap siswa mengamati objek yang akan dipelajari. Seperti dalam membaca,mendengar,menyimak serta melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan,ketelitian dan mencari informasi. Dalam langkah ini, guru menyajikan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran. Dalam kegiatan mengamati, guru dapat menyajikan video, gambar, miniatur, tayangan atau objek asli. Sehingga siswa dapat bereksplorasi mengenai objek yang akan dipelajari.
2.      Menanya (questioning)
Pada kegiatan kedua pada scientific approach adalah menanya. Menanya dimaksudkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati. Adapun kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pemikiran kritis. Pada langkah ini suasan pembelajaran akan hidup karena terjadinya komunikasi aktif (diskusi) .
3.      Menalar (associating)
Pada tahap ini, kegiatan belajar yang pertama ialah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kedua, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai pada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Adapun kompetensi yang dikembangkan ialah mengembangkan sikap jujur,teliti,disiplin,tata aturan,kerja keras,kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir indukatif serta dedukatif dalam menyimpulkan. Pada kegiatan ini, siswa akan menalar dengan menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Mencoba (experimenting)
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya seperti melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber. Adapun kompetensi yang dikembangkan ialah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan dalam berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Pada tahap ini siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan (melakukan eksperimen) apa yang dipelajari.
5.      Membentuk Jejaring (networking)

Pada tahap ini dimaksudkan bahwa kegiatan belajar siswa adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis ataupun media lainnya. Adapun kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada tahap ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapinya. Tanggapan bisa berupa pertanyaan, sanggahan, atau masukan. Dalam proses ini guru hanya sebagai fasilitator. Dalam kegiatan ini semua siswa secara proporsional akan mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Disini siswa akan terlatih untuk menjadi narasumber. Siswa yang aktif dan berani mengemukakan gagasan/pendapatnya secara ilmiah tentu akan mendapatkan nilai yang baik. Sedangkan siswa yang masih mempunyai rasa takut dan kurang percaya diri akan tertatih sehingga menjadi pribadi yang mandiri. Pada akhirnya semua kegiatan pembelajaran akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran yaitu sikap, ranah kognitif dan ranah keterampilan. 
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Blogroll

Recent Posts