BAHASA INDONESIA
SALAH NALAR
OLEH:
MADE AGUS
MANDALA PUTRA
( 1512021257 )
AHMAD
FIEDAUS SALLAM ( 1512021256
)
PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karuniannya,
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Salah
Nalar ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. I Wayan Rasna, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah Bahasan Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai salah nalar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan masukan demi perbaikkan makalah kami, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekirannya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikkan di
masa depan.
Singaraja,
1 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
|
|
KATA
PENGANTAR ................................................................................i
|
|
DAFTAR
ISI
..............................................................................................ii
|
|
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................1
|
|
Latar Belakang
................................................................................1
|
|
Rumusan Masalah
...........................................................................1
|
|
Tujuan Penulisan..............................................................................1
Metode penulisan
…………………………………………………1
|
|
BAB
II PEMBAHASAN
............................................................................2
Definisi Salah Nalar………………………………………………..2
Macam-macam Salah Nalar………………………………………..2
a. Deduksi
yang salah.………………………………………….2
b. Generalisasi
Terlalu Luas..…………………………………..2
c. Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif …………………....3
d. Penyebab
Salah Nalar..………………………………………3
e. Analogi
yang Salah ………………………………….……....3
f. Argumentasi
Bidik Orang …………………………….……..4
g. Meniru-niru
yang Sudah Ada.………………………….……4
h. Penyemerataan
Para Ahli.…………………………………....4
Salah Nalar dalam Komunikasi
………………………………….....5
|
|
BAB
III PENUTUP......................................................................................6
|
|
Simpulan
...........................................................................................6
|
|
Saran..................................................................................................6
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
..................................................................................7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini
ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah,
mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan
ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian
yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika
bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang
diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut
kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek
formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut
lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan
yang ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah
pelbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat
diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika
merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar
disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.
1.2 Rumusan
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang
menjadi perhatian dalam pembuatan makalah ini adalah, Bagaimana mengatasi
kesalahan dalam penalaran dalam berkomunikasi.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai
masalah yang diangkat dalam makalah, serta menambah wawasan supaya meminimalkan
kesalahan penalaran dalam berkomunikasi.
1.4 Metode
Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode literatur yaitu dengan
mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan
dan browsing data di internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Salah Nalar
Salah
nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan
atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni UNDIKSHA Singaraja , dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumniUNDIKSHA
Singaraja, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
2.2 Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena
itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia
secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai
berikut :
a. Deduksi
yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan
diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh dari Deduksi yang
salah :
- Kalau
listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
- Semua gelas akan pecah bila dipukul
dengan batu.
b. Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang
mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut
sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
- Setiap
orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
- Anak-anak
tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c. Pemilihan Terbatas pada
Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang
tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
- Orang
itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
- Petani
harus bersekolah supaya terampil.
d. Penyebab
Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai
sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh Penyebab Salah Nalar :
- Hendra
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
-
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
- Dilarang menginjak buku, karena akan
menyebabkan kebodohan
e. Analogi
yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan
sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh Analogi yang Salah
- Anto
walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
- Pada
hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana
kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti
mengendarai sepeda motor.
- Rektor
harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
f. Argumentasi
Bidik Orang
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan
tugas yang diembannya.
Contoh Argumentasi Bidik Orang :
- Program
keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas
penyuluhannya memiliki delapan orang anak.
- Deliana
tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.
g. Meniru-niru
yang Sudah Ada
Salah
nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita
lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
- Kita
bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
- Saat
Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Sinar mencotek, karena pada mata
kuliah Statistik Gek Ari juga mencontek.
h. Penyamarataan
Para Ahli
Salah
nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan
yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan Para Ahli :
- Dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia adalah , Sarjanah Ekonomi.
- Sarifah
pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMA.
1.3 Salah
Nalar dalam Komunikasi
Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media
elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering
sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan
dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan seseorang atau jurnalis dalam
melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks
hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks
berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau
pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran,
maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika
memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk
kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan
berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya menjadi fakta dalam teks
berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis seharusnya langsung
mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.
Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul di media
cetak, Tempo (25/3/09, hal B3) :
- Pada Koran
Tempo salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk.
Persoalan salah nalar mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita
suratkabar ini demikian: Pupuk Langka karena Petani Belum Ikut Kelompok
Tani.
Pada lead (memimpin), salah
nalar di judul dipertegas.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris
Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada
musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak petani yang belum masuk
kelompok tani.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan
selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan,
kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah
menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain,
sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.
3.2 Saran
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah
kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan
kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar